Masalah pergaulan remaja dewasa ini sering menjadi
topik pembicaraan, dan sekaligus menjadi sumber kerisauan, atau keprihatinan
para orang tua, pendidik, dan semua pihak yang mempunyai kepedulian terhadap
nasib masa depan generasi muda.
Munculnya keprihatinan itu,
memang cukup beralasan, mengingat masih ada pergaulan remaja itu yang berdampak
negatif baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain (terutama orang tuanya).
Pergaulan yang berdampak negatif ini, disebabkan oleh faktor kelompok remaja
itu sendiri yang kurang memperhatikan norma, baik agama maupun adat istiadat.
Apabila kelompok pergaulan itu berkembang sesuai dengan norma, tidak menyimpang
dari agama, atau perundang-undangan, maka
sangatlah baik bagi perkembangan anggota kelompok tersebut.
Dilihat dari kajian psikologis,
pergaulan itu dipandang sebagai wahana untuk mewujudkan atau memenuhi kebutuhan
insani (manusia), yaitu kebutuhan
sosial, seperti :
- Kebutuhan akan pengakuan sosial (need for affiliation)
- Kebutuhan akan keterikatan (persaudaraan) dan cinta kasih (belongingness and love needs)
- Kebutuhan akan rasa aman, perlindungan (safety needs)
- Kebutuhan akan kebebasan (independence)
- Kebutuhan akan harga diri, hasrat untuk dihargai orang lain (self-esteem needs)
Pergaulan
remaja adalah kontak sosial di antara remaja, atau dalam kelompok sebaya (peer group). Kelompok sebaya ini, di
samping dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan remaja
sebagai anggota kelompok tersebut, juga menimbulkan pengaruh yang negatif.
Pengaruh negatif itu maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu bisa menjadi
racun bagi perkembangan remaja yaitu apabila pola perilaku para anggotanya
tidak dilandasi moral, atau melecehkan norma agama, seperti : meminum minuman
keras, kecanduan obat-obat terlarang (drug
addiction), kriminalitas, sadisme, pacaran bebas (free love), dan bahkan free
sex (samen leven atau kumpul
kebo).
Peristiwa
demi peritiwa yang berkaitan dengan masalah di atas, makin sering muncul
kepermukaan, baik diketahui berdasarkan pengamatan langsung maupun informasi
dari media massa. Dilihat dari kecenderungannya nampak semakin mengkhawatirkan.
Munculnya
peristiwa di atas, merupakan sisi gelap dari kondisi kehidupan modern yang
kurang memedulikan nilai-nilai moral. Banyak manusia sudah terbius dengan kesenangan hidup duniawi
dengan melecehkan (merendahkan) nilai hidup ukhrowi.
Bagi
Anda, yang sekarang berada dalam masa remaja, masalah di atas perlu menjadi
perhatian atau perenungan, agar tidak teracuni oleh pola-pola perilaku teman
sebaya yang tidak berpegang pada nilai moral.
Untuk
memahami labih lanjut, tentang bagaimana bentuk pergaulan remaja, yang mungkin
juga sedang anda alami sekarang, adalah sebagai berikut :
® Pergaulan Persahabatan
Pergaulan ini sifat hubungannya hanya sebatas berteman
yang didasari adanya kesamaan di antara mereka, seperti : kesamaan sekolah,
agama, hobi, tempat tinggal, pekerjaan, dan latar belakang status sosial
ekonomi.
® Pergaulan Percintaan
Masa remaja ditandai dengan mulai
matangnya (terjadi perubahan fungsional) organ-organ reproduksi dan postur
tubuh. Perubahan-perubahan
itu dapat menimbulkan hasrat libido pada lawan jenisnya. Pada masa ini, remaja hidupnya makin
romantis, senang berhias diri, menyusun atau mengarang puisi-puisi cinta, dan
senang membaca novel-novel percintaan. Remaja mulai berminat, atau menaruh
perhatian yang lebih dalam untuk bergaul lebih akrab dengan lawan jenisnya.
- Pilihlah teman yang berakhlak baik
- Bertemanlah dengan orang yang memiliki semangat belajar yang tinggi
- Kembangkanlah sikap saling membantu dan memberi saran dalam kelompok Anda
- Kembangkanlah sikap saling menghormati dan menghargai di antara teman kelompok
- Jauhkanlah sikap solidaritas semu (buta) di antara teman, seperti solidaritas terhadap teman yang melakukan tawuran
- Hindarilah pola perilaku yang melawan norma agama (tidak bermoral)
- Jadikanlah kelompok Anda itu sebagai wahana untuk belajar bersama, seperti mendiskusikan pelajaran, tugas-tugas, atau pemecahan masalah, baik oleh pribadi masing-masing maupun bersama-sama
- Apabila Anda sudah mempunyai kekasih jangan dinodai oleh perilaku amoral, atau melanggar norma agama (seperti melakukan perbuatan yang hanya boleh apabila telah menikah). Alangkah baiknya, apabila pacaran itu dijadikan motivasi untuk lebih bersemangat dalam belajar, saling membantu dalam mengembangkan wawasan keilmuan, bersama-sama aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, atau acara-acara keagamaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar