Dunia
Akuntansi berkembang mengikuti perkembangan ekonomi suatu negara, iklim bisnis
di dalam negeri adalah kebutuhan akan tenaga profesional di bidang akuntansi,
keuangan, dan buntut dari bergairahnya perpajakan makin besar pula. Berdasarkan
Data dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menyebutkan bahwa secara keseluruhan, jumlah akuntan yang terdaftar adalah
sekitar 40.000, sementara jumlah akuntan publik hanya 1.000 orang. Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang 250 juta maka
perbandingannya 1:250.000. Perbandingan di Malaysia dan Singapura masing-masing
adalah 1:23.000 dan 1:5.000.
Sebagaimana dilansir dalam sebuah
media ekonomi. Direktur First Asia Consultant Nining Kristiana menuturkan,
pekerjaan di bidang keuangan merupakan salah satu pekerjaan favorit di dunia
tenaga kerja karena dibutuhkan semua jenis perusahaan. Keuangan menjadi bagian
penting sebuah perusahaan dan menjadi pihak yang paling mengetahui kondisi
perusahaan. Maka, “Hampir tidak ada perusahaan yang meng-outsourcing bagian ini
kepada pihak lain,” ujar Nining.
Senior
Consultant PT Consult Group Indonesia Gerard Thema juga menuturkan pendapat
serupa tentang betapa dibutuhkannya profesi di bidang akuntansi, keuangan, dan
perpajakan. Ketidakseimbangan antara pasokan tenaga di bidang-bidang ini dengan
permintaan dari institusi baik dari pemerintah maupun swasta atau dari
perorangan masih timpang.
Jumlah
akuntan di Indonesia disebut-sebut masih belum memadai untuk melayani kebutuhan
masyarakat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang akuntabel. Data Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menyebutkan bahwa secara keseluruhan, jumlah akuntan
yang terdaftar adalah sekitar 40.000 akuntan. Untuk akuntan publik, akuntan
yang aktif terdaftar adalah sekitar 700 orang. “Bandingkan dengan Malaysia
sebagai negara dengan penduduk sekitar 27 juta dimana jumlah akuntan publik
yang terdaftar dan aktif adalah sekitar 5.000 orang,” ungkap Roy Iman
Wirahardja, Wakil Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan
bisnis.
Beberapa
karakteristik era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasional antara
lain:
1. Bisnis internasional
2.
Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit
untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini
terjadi pada perusahaan multinasional
3. Ketergantungan pada perdagangan
internasional
Menurut
Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang
akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu
1. faktor lingkungan,
2. Internasionalisasi dari disiplin
akuntansi, dan
3. Internasionalisasi dari profesi
akuntansi.
Tantangan
bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi :
1. Skill dan kompetensi yang dimiliki
2. Memahami Cross Functional Linkages, akuntan
tidak hanya cukup mahir dalam teknik, prosedur dan standar akuntansi tetapi
juga harus biasa memandang bisnis sebagai suatu bentuk terintegrasi. Seperti :
kualitas produk, fleksibilitas produksi dan kemampuan untuk memproduksi dan
mengekspor dengan cepat agar bisa memenangkan persaingan global
3. Analisis keuangan dan perbandingannya
Perkembangan Akuntansi Internasional
sudah seharusnya diiringi oleh kemampuan individu yang bergerak dalam bidang
akuntansi untuk ikut andil memajukan akuntansi. Akuntansi Internasional
merupakan penghubung antarnegara. Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan
akuntansi internasional harus dipahami dengan baik agar tercipta harmonisasi
antarnegara yang bertransaksi.
Beberapa
negara yang dominan terhadap perkembangan akuntansi antara lain:
a. Prancis
b. Jepang
c. Amerika Serikat
Dalam
perkembangannya negara Prancis dan Jepang masih kurang dominan ketimbang
Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan akuntansi Jepang yang
dalam perkembangannya saat ini didasarkan pada IFRS yang ada.
Akuntansi
Internasional adalah dimensi internasional dalam akuntansi sebagai pengguna
(users), hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan akuntansi dari prespektif
internasional (global) serta aturan-aturan dan standar akuntansi pada beberapa
negara.
Di
Indonesia profesi akuntan masih sangat dibutuhkan dalam perkembangan dunia
bisnis, ekonomi dll. Seperti yang sudah disebutkan, jumlah profesi akuntan
Indonesia masih kalah dengan negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura.
Pemerintah atau khususnya Kementrian Departemen Keuangan diharapkan dapat lebih
berkontribusi dalam pembentukan akuntan yang kompeten dan professional, apalagi
pada akhir tahun 2015 ini akan adanya MEA. Profesi di bidang Akuntansi
mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu, perkembangan ini
berbanding lurus dengan perkembangan dunia bisnis dan manajemen sector publik
dan juga sector pemerintahan. Sebagai lulusan di bidang Akuntansi hendaknya
seorang Akuntan dapat mengembangkan keahliannya diberbagai bidang seperti
penyusunan laporan keuangan dengan standar yang diakui oleh ketentuan yang
berlaku, bidang keuangan, bidang audit, bidang perpajakan, pasar modal dll.
Perusahaan multinasional pasti
membutuhkan jasa akuntan yang lebih kompenten, khususnya dalam hal penguasaan
Bahasa Inggris yang wajib dimiliki oleh akuntan. Nanti disaat MEA sudah
berlangsung, sebagai lulusan akuntansi haruslah mampu bersaing dengan akuntan
dari negara-negara ASEAN lainnya, kita dituntut memiliki daya saing yang baik
agar kelak dapat membanggakan nama Indonesia. Akuntan dituntut dapat mengikuti
perkembangan akuntansi bagi perusahaan multinasional, seperti apakah
pencatatannya, bagaimana bentuk laporan keuangannya, dan juga mengetahui
ketentuan yang berlaku pada saat ini.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar