Manusia diciptakan dibumi tak lain untuk menjalankan kehidupan. Kehidupan di dunia yang hanya sementara. Namun, selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Sang Pencipta, disanalah juga kita dilekatkan dengan berbagai ujian kehidupan. Ujian dalam kehidupan banyak macamnya, layaknya ujian disekolah yang sering kita lewati. Apabila kita bisa melewati ujian itu, kita akan naik kelas. Apabila kita dengan sungguh-sungguh melewati ujian itu, akan mendapat hasil yang lebih memuaskan dibanding yang tidak sepenuh hati melewatinya.
Begitupun dengan kehidupan, setiap manusia memiliki ujian kehidupannya masing-masing. Dengan berbagai jalan, ujian datang. Dan dengan berbagai jalan, ujian dapat terlewati. Namun percayalah, Allah tidak akan memberikan ujian bagi manusia yang melampaui batas dan kemampuannya. Ujian diberikan dengan maksud agar hidup kita semakin berkualitas dengan iman dan takwa kepada Allah. Hendaknya kita tidak hanya berserah dan pasrah kepada Allah, namun juga berusaha untuk keluar dari masalah atau ujian yang sedang menimpa.
Banyak sekali ujian kehidupan bagi manusia, seperti ditinggalkan oleh orang yg kita sayang dengan kematian, anak korban perceraian orang tua yang setelah berpisah tidak menjalin hubungan baik, orang tua yang diuji dengan anaknya, ujian dalam mendapat rezeki, ujian dalam meraih cita-cita dan sebagainya. Setiap manusia pasti diberi ujian, dan bagaimana ujian tersebut dapat terselesaikan kembali lagi kepada bagaimana diri kita berjuan melewati ujian itu disamping juga berdoa kepada Allah. Mari tingkatkan kualitas diri dengan iman dan takwa agar kita mendapati masalah yang ada sebagai ujian kehidupan yang setelahnya kita dapat mengambil hikmah serta pelajaran yang bermanfaat dari ujian tersebut. Bersabarlah dengan ikhlas karena Allah selalu ada bersama umatnya yang sabar dan bertawakal dijalan-Nya.
Senin, 06 Juli 2015
Rabu, 03 Juni 2015
Jurnal-Jurnal Tentang Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas dan Produktivitas Perbankan
"Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar Perusahaan Sektor Perbankan" Oleh Ivan Giovanni Hermanus dan Luky Patricua W. / Evelyn
"Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah" Oleh Isma Dewi Br Panjaitan dan Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME.
"Pengaruh Intellectual Capital pada Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2011" oleh Martha Kartika dan Saarce Elsye Hatane
"Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah" Oleh Isma Dewi Br Panjaitan dan Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME.
"Pengaruh Intellectual Capital pada Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2011" oleh Martha Kartika dan Saarce Elsye Hatane
Kamis, 30 April 2015
Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia Periode 2010-2014
Laporan Posisi Keuangan 2010-2011-2012 (1) |
Laporan Posisi Keuangan 2010-2011-2012 (2) |
Laporan Posisi Keuangan 2010-2011-2012 (3) |
Laporan Posisi Keuangan 2010-2011-2012 (4) |
Laporan Laba Rugi 2010-2011-2012 (1) |
Laporan Laba Rugi 2010-2011-2012 (2) |
Laporan Laba Rugi 2013-2014 (1) |
Laporan Laba Rugi 2013-2014 (2) |
Laporan Posisi Keuangan 2013-2014 (4) |
Laporan Posisi Keuangan 2013-2014 (3) |
Laporan Posisi Keuangan 2013-2014 (2) |
Laporan Posisi Keuangan 2013-2014 (1) |
Minggu, 05 April 2015
Profesi Akuntan Indonesia Bagi Perusahaan Multinasional
Dunia
Akuntansi berkembang mengikuti perkembangan ekonomi suatu negara, iklim bisnis
di dalam negeri adalah kebutuhan akan tenaga profesional di bidang akuntansi,
keuangan, dan buntut dari bergairahnya perpajakan makin besar pula. Berdasarkan
Data dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menyebutkan bahwa secara keseluruhan, jumlah akuntan yang terdaftar adalah
sekitar 40.000, sementara jumlah akuntan publik hanya 1.000 orang. Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang 250 juta maka
perbandingannya 1:250.000. Perbandingan di Malaysia dan Singapura masing-masing
adalah 1:23.000 dan 1:5.000.
Sebagaimana dilansir dalam sebuah
media ekonomi. Direktur First Asia Consultant Nining Kristiana menuturkan,
pekerjaan di bidang keuangan merupakan salah satu pekerjaan favorit di dunia
tenaga kerja karena dibutuhkan semua jenis perusahaan. Keuangan menjadi bagian
penting sebuah perusahaan dan menjadi pihak yang paling mengetahui kondisi
perusahaan. Maka, “Hampir tidak ada perusahaan yang meng-outsourcing bagian ini
kepada pihak lain,” ujar Nining.
Senior
Consultant PT Consult Group Indonesia Gerard Thema juga menuturkan pendapat
serupa tentang betapa dibutuhkannya profesi di bidang akuntansi, keuangan, dan
perpajakan. Ketidakseimbangan antara pasokan tenaga di bidang-bidang ini dengan
permintaan dari institusi baik dari pemerintah maupun swasta atau dari
perorangan masih timpang.
Jumlah
akuntan di Indonesia disebut-sebut masih belum memadai untuk melayani kebutuhan
masyarakat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang akuntabel. Data Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menyebutkan bahwa secara keseluruhan, jumlah akuntan
yang terdaftar adalah sekitar 40.000 akuntan. Untuk akuntan publik, akuntan
yang aktif terdaftar adalah sekitar 700 orang. “Bandingkan dengan Malaysia
sebagai negara dengan penduduk sekitar 27 juta dimana jumlah akuntan publik
yang terdaftar dan aktif adalah sekitar 5.000 orang,” ungkap Roy Iman
Wirahardja, Wakil Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antar negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan
bisnis.
Beberapa
karakteristik era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasional antara
lain:
1. Bisnis internasional
2.
Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit
untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini
terjadi pada perusahaan multinasional
3. Ketergantungan pada perdagangan
internasional
Menurut
Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang
akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu
1. faktor lingkungan,
2. Internasionalisasi dari disiplin
akuntansi, dan
3. Internasionalisasi dari profesi
akuntansi.
Tantangan
bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi :
1. Skill dan kompetensi yang dimiliki
2. Memahami Cross Functional Linkages, akuntan
tidak hanya cukup mahir dalam teknik, prosedur dan standar akuntansi tetapi
juga harus biasa memandang bisnis sebagai suatu bentuk terintegrasi. Seperti :
kualitas produk, fleksibilitas produksi dan kemampuan untuk memproduksi dan
mengekspor dengan cepat agar bisa memenangkan persaingan global
3. Analisis keuangan dan perbandingannya
Perkembangan Akuntansi Internasional
sudah seharusnya diiringi oleh kemampuan individu yang bergerak dalam bidang
akuntansi untuk ikut andil memajukan akuntansi. Akuntansi Internasional
merupakan penghubung antarnegara. Delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan
akuntansi internasional harus dipahami dengan baik agar tercipta harmonisasi
antarnegara yang bertransaksi.
Beberapa
negara yang dominan terhadap perkembangan akuntansi antara lain:
a. Prancis
b. Jepang
c. Amerika Serikat
Dalam
perkembangannya negara Prancis dan Jepang masih kurang dominan ketimbang
Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan akuntansi Jepang yang
dalam perkembangannya saat ini didasarkan pada IFRS yang ada.
Akuntansi
Internasional adalah dimensi internasional dalam akuntansi sebagai pengguna
(users), hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan akuntansi dari prespektif
internasional (global) serta aturan-aturan dan standar akuntansi pada beberapa
negara.
Di
Indonesia profesi akuntan masih sangat dibutuhkan dalam perkembangan dunia
bisnis, ekonomi dll. Seperti yang sudah disebutkan, jumlah profesi akuntan
Indonesia masih kalah dengan negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura.
Pemerintah atau khususnya Kementrian Departemen Keuangan diharapkan dapat lebih
berkontribusi dalam pembentukan akuntan yang kompeten dan professional, apalagi
pada akhir tahun 2015 ini akan adanya MEA. Profesi di bidang Akuntansi
mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu, perkembangan ini
berbanding lurus dengan perkembangan dunia bisnis dan manajemen sector publik
dan juga sector pemerintahan. Sebagai lulusan di bidang Akuntansi hendaknya
seorang Akuntan dapat mengembangkan keahliannya diberbagai bidang seperti
penyusunan laporan keuangan dengan standar yang diakui oleh ketentuan yang
berlaku, bidang keuangan, bidang audit, bidang perpajakan, pasar modal dll.
Perusahaan multinasional pasti
membutuhkan jasa akuntan yang lebih kompenten, khususnya dalam hal penguasaan
Bahasa Inggris yang wajib dimiliki oleh akuntan. Nanti disaat MEA sudah
berlangsung, sebagai lulusan akuntansi haruslah mampu bersaing dengan akuntan
dari negara-negara ASEAN lainnya, kita dituntut memiliki daya saing yang baik
agar kelak dapat membanggakan nama Indonesia. Akuntan dituntut dapat mengikuti
perkembangan akuntansi bagi perusahaan multinasional, seperti apakah
pencatatannya, bagaimana bentuk laporan keuangannya, dan juga mengetahui
ketentuan yang berlaku pada saat ini.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)