Pernalaran
berasal dari kata dasar “nalar” yang berarti masuk akal atau logis. Pernalaran
adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk yang kemudian
akan menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian untuk menuju suatu kesimpulan.
Premis :
Kalimat logika atau pernyataan yang terdiri dari subjek dan predikat yang akan
menghasilkan suatu simpulan.
Term : Kata atau kelompok kata yang bisa berfungsi
sebagai subjek atau predikat.
Contoh :
Premis = Semua mamalia itu melahirkanS PTerm = S + P
Pernalaran
dibagi menjadi 2 menjadi Pernalaran Deduktif dan Pernalaran Induktif, namun
pada tulisan kali ini, saya hanya akan menguraikan tentang Pernalaran Deduktif
saja.
Penalaran deduktif
adalah suatu penalaran yang menghubung-hubungkan dan berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenaran datanya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada
suatu simpulan yang bersifat lebih khusus
Contoh
:
Premis Mayor (Umum) :
Semua makhluk hidup adalah ciptaan Tuhan
Premis Minor (Khusus) :
Manusia adalah makhluk hidup
Simpulan : Manusia adalah ciptaan Tuhan
Penalaran Deduktif ada 2, Silogisme
dan Entimen :
- Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (simpulan).
Silogisme sendiri dibagi menjadi 3
bagian, yaitu :
a) Kategorial
Silogisme
kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Premis
yang mengandung predikat dalam simpulan disebut premis mayor, sedangkan premis
yang mengandung subjek dalam simpulan disebut premis minor.
Contoh
:
Premis
Mayor : Semua siswa SDN Kebangsaan
memiliki buku
Premis
Minor : Fajar tidak memiliki buku
Simpulan : Fajar bukan siswa SDN
Kebangsaan
b) Hipotesis
Silogisme
Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat
hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial.
Silogisme Hipotesis ini dapat
dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
·
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh
:
Premis
Mayor : Jika hari ini hujan badai ,
saya tidak pergi kuliah
Premis
Minor : Hari ini hujan badai
Simpulan : Maka saya tidak pergi kuliah
·
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen.
Contoh
:
Premis
Mayor : Jika hari ini demo
buruh terjadi pada beberapa wilayah di Jakarta, maka akan terjadi kemacetan
yang lebih parah di Jakarta
Premis
Minor : Hari ini demo buruh
Simpulan : Maka akan terjadi kemacetan
yang lebih parah di Jakarta
·
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh
:
Premis
Mayor : Jika pembuatan PI tidak
dipikirkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal
Premis
Minor :pembuatan PI telah di
persiapkan
Simpulan : maka hasil akan maksimal
·
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh
:
Premis
Mayor : Bila anggota DPR keluar, para
demonstran akan turun ke jalan
Premis
Minor : Para demonstran akan turun
ke jalan
Simpulan : Jadi anggota DPR tidak keluar
c) Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang
premis mayornya merupakan keputusan disjungtif sedangkan premis minornya
bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang
disebut oleh premis mayor.
Contoh :
Premis Mayor :
Fikri tidur atau belajar
Premis Minor :
Fikri belajar
Simpulan :
Fikri tidak tidur
- Entimen
Entimen
adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan
sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaran. Bentuk semacam ini dinamakan
entimen.
Contoh
:
Premis Mayor
: Jika Sinta tidak mau belajar, Sinta akan dimarahi Ibunya
Premis Minor
: Sinta mau belajar
Simpulan
: Sinta tidak dimarahi Ibunya
Entimem
: Sinta tidak dimarahi Ibunya karena Sinta mau belajar
Referensi :